Jumat, 16 Agustus 2013

Saat Emosi, Hindari 10 Kalimat Ini (Pasutri)

Jangan ambil keputusan saat emosi, saran itu ternyata ada benarnya. Ada yang menyayangkan sebuah hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun berakhir hanya karena satu kalimat saja sewaktu menghadapi masalah yang kecil. Maka bila Anda sedang kesal dengan pasangan, hindari 10 kalimat berikut ini.

1. "Saya ingin pisah." Dalam emosi tingkat tinggi, kalimat ini bisa saja dengan mudah keluar. Seolah bayangan-bayangan kenangan masa indah sebelumnya tidak lagi berarti. Judi Cineas, salah seorang terapis di Palm Beach, Florida, AS, sering menganjurkan kliennya untuk benar-benar mengontrol emosi, dan kalau memang ingin mengungkapkan kalimat ini, Anda harus benar-benar sudah siap untuk berpisah. Menjadi penting mengatur emosi supaya tidak salah argumen.

2. "Saya tidak marah." Kebalikan dengan emosi yang tinggi, ada sebagian orang yang justru memilih diam dan mengatakan tidak sedang marah, tetapi melampiaskannya dengan membanting pintu dengan keras. Ini juga membuat keadaan tidak menjadi lebih baik. Membanting pintu dan mendiamkan diri tidak menyelesaikan konflik yang dihadapi.

Lisa Bahar, terapis di Newport Beach, California, AS, mengatakan saat ada yang salah, ada baiknya menyampaikan dengan lugas. Bukan berarti marah tanpa alasan, dan membanting pintu atau kekerasan lainnya.

3. "Kamu sama saja dengan ayahmu." Duh, jangan sampai mengatakan hal ini pada pasangan. Ini amat menyakitkan buat dia, dan justru menambah daftar masalah baru. Pria sama sekali tidak mau dibandingkan dengan orang lain, termasuk ayahnya.

4. "Kamu seperti pengecut atau bajingan." Saat emosi bukan berarti bisa memberi sumpah serapah yang merendahkan satu sama lain. Menyebutnya dengan sebutan lain, apalagi berkonotasi negatif, akan membuat situasi menjadi lebih runyam. Ada baiknya mencoba untuk tenang dan ambillah waktu sejenak, lalu kembali kepadanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

5. "Lihat, anak kita juga ikut sedih." Misalkan saat pertengkaran terjadi, lalu anak menangis, jangan mengatakan hal ini karena tidak ada sangkut pautnya. Kenapa tidak kemudian sama-sama diam dan mengontrol diri, lalu menyelesaikan masalah nanti setelah si bayi kecil tak lagi menangis. Siapa tahu justru ini bisa membuat emosi reda dan kembali membaik.