Jangan ambil keputusan saat emosi, saran itu ternyata ada benarnya. Ada yang menyayangkan sebuah hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun berakhir hanya karena satu kalimat saja sewaktu menghadapi masalah yang kecil. Maka bila Anda sedang kesal dengan pasangan, hindari 10 kalimat berikut ini.
1. "Saya ingin pisah." Dalam emosi tingkat tinggi, kalimat ini bisa saja dengan mudah keluar. Seolah bayangan-bayangan kenangan masa indah sebelumnya tidak lagi berarti. Judi Cineas, salah seorang terapis di Palm Beach, Florida, AS, sering menganjurkan kliennya untuk benar-benar mengontrol emosi, dan kalau memang ingin mengungkapkan kalimat ini, Anda harus benar-benar sudah siap untuk berpisah. Menjadi penting mengatur emosi supaya tidak salah argumen.
2. "Saya tidak marah." Kebalikan dengan emosi yang tinggi, ada sebagian orang yang justru memilih diam dan mengatakan tidak sedang marah, tetapi melampiaskannya dengan membanting pintu dengan keras. Ini juga membuat keadaan tidak menjadi lebih baik. Membanting pintu dan mendiamkan diri tidak menyelesaikan konflik yang dihadapi.
Lisa Bahar, terapis di Newport Beach, California, AS, mengatakan saat ada yang salah, ada baiknya menyampaikan dengan lugas. Bukan berarti marah tanpa alasan, dan membanting pintu atau kekerasan lainnya.
Lisa Bahar, terapis di Newport Beach, California, AS, mengatakan saat ada yang salah, ada baiknya menyampaikan dengan lugas. Bukan berarti marah tanpa alasan, dan membanting pintu atau kekerasan lainnya.
3. "Kamu sama saja dengan ayahmu." Duh, jangan sampai mengatakan hal ini pada pasangan. Ini amat menyakitkan buat dia, dan justru menambah daftar masalah baru. Pria sama sekali tidak mau dibandingkan dengan orang lain, termasuk ayahnya.
4. "Kamu seperti pengecut atau bajingan." Saat emosi bukan berarti bisa memberi sumpah serapah yang merendahkan satu sama lain. Menyebutnya dengan sebutan lain, apalagi berkonotasi negatif, akan membuat situasi menjadi lebih runyam. Ada baiknya mencoba untuk tenang dan ambillah waktu sejenak, lalu kembali kepadanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5. "Lihat, anak kita juga ikut sedih." Misalkan saat pertengkaran terjadi, lalu anak menangis, jangan mengatakan hal ini karena tidak ada sangkut pautnya. Kenapa tidak kemudian sama-sama diam dan mengontrol diri, lalu menyelesaikan masalah nanti setelah si bayi kecil tak lagi menangis. Siapa tahu justru ini bisa membuat emosi reda dan kembali membaik.
6. "Kamu mengulang kesalahan yang sama." Ketika maaf diberikan pada kesempatan terdahulu, itu bukan berarti dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Ada baiknya tidak mengungkit lagi. Bisa jadi si dia melakukan itu tanpa sengaja, dan karena dia tidak tahu betapa kerasnya Anda meredam perasaan Anda akan masalah yang ia timbulkan. Beri dia kesempatan.
7. "Kamu selalu terlambat." Misalkan si dia mengulangi terlambat hadir dalam janji makan malam, jangan pula sampaikan kalimat ini. Hanya akan memancing masalah menjadi lebih runyam dan rumit. Lebih baik sampaikan bahwa Anda benar-benar tidak suka menunggu, dan bahas dengan lugas supaya lain kali tidak ada lagi keterlambatan di janji-janji berikutnya.
8. "Kenapa kamu marah?" Ketika si dia pulang dalam keadaan bad mood atau tidak bersemangat, jangan buru-buru bilang dia marah. Siapa tahu dia hanya mengalami hari yang buruk atau tim sepak bola kesayangannya mengalami kekalahan. Kutipan yang tanpa Anda sadari ini bisa saja malah memancing pertengkaran dengannya.
9. "Kamu harus bicara dengan saya, sekarang." Kalimat ini seperti sebuah perintah yang tidak ingin didengar siapa pun, termasuk pasangan Anda. Kalaupun misalnya Anda sedang berusaha menghubungi si dia, lalu dia tak menjawab, bukan berarti dia mengabaikan Anda. Siapa tahu dia sedang dalam pertemuan penting. Jangan marah lewat pesan pendek atau surat elektronik. Saat terjadi masalah ada baiknya dibicarakan dengan baik, saat tatap muka.
10. "Semua ini salahmu." Misalkan karena keterlambatan si dia, lalu tidak tepat waktu untuk masuk pesawat dalam sebuah perjalanan, jangan buru-buru menyalahkan dia sepenuhnya. Daripada saling menyalahkan, lebih baik memahami situasi dan melihat bahwa tak ada masalah yang bisa diselesaikan. Saling menyalahkan tidak menyelesaikan masalah, malah akan bikin lebih runyam.
Copas : female.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar