Kamis, 26 September 2013

Diaolog rasio dan hati

(Tentang ungkapan perasaan hati)

Rasio berkata “ kenapa kau laukan itu hati?”
“entahlah, hanya itu yang ingin aku katakan” jawab hati.
“apakah aku terlalu ….Egois, emosi atau agresif”,
Lanjut hati.
“sudahlah, mungkin aku yang salah ?,
Aku tidak bisa memantaumu”, lanjut rasio.
“tidak rasio, aku terlalu memaksakan,
Seolah aku tak sadar dengan keadaanku.
Mungkin aku benar-benar lupa dan lalai,
Dan kau menganggapku konyol kan ?”
Kata hati panjang lebar.
“biarlah rasio, apa yang telah aku katakan
Aku yang akan menanggung akibatnya
Aku telah coba melakukan yang terbaik untukku
Walau harus menghancurkan diriku
Asal aku tidak melukakan orang lain
Aku akan tetap berbahagia.
Kau telah mengingatkanku rasio, terima kasih”
Hati menambahkan ungkapannya.
“hati, biarlah semuanya berjalan dengan realita
Mungkin kita harus bersikap sedikit bijak
Tidak usah terlalu berharap”Rasio menambahkan.
“aku setuju rasio” sahut hati.
Lalu keduanya terdiam seolah tidak ada pembicaraan lagi.

Dan begitulah sampai keduanya terlelap dalam tidur karena kelelahan.

\m/ Keep Rock !! \m/

Senin, 23 September 2013

Aku Tidak Bisa Menulis [ Sekedar Sampah Kepala ]

” Tidak, tidak, aku tidak bisa menulis, aku tak tau harus mengawalinya dengan apa?!

Aku hanya diam sesaat, kunyalakan sebatang rokok Aceh-ku dan kuhisap dalam-dalam. Kepalaku sangat sakit sekali, pikiranku semakin takaruan, hasutan-demi hasutan masa laluku yang kelam terus menghantuiku. Aku tersudutkan kenyataan, seraut wajah nun jauh di sana terus mengajaku tuk merindu, tapi kenyataan tidak menginginkanya, aku harus membuang jauh-jauh segala anganku tentangnya yang telah membuatku bahagia kemarin lusa.

Sekali lagi ingin kutumpahkan segala penatku pada kata-kata, tapi aku tidak tau harus dari mana cara membuka ceritanya. Apakah aku harus menggoreskanya pada dinding-dinding kusam ruang empat kali empat meter yang mengurungku kini?

” Tidak, tidak tidak bisa…aku tidak bisa menuliskanya, sebab aku bukanlah penulis, aku hanya ingin menumpahkan sampah di benaku, dadaku sudah nyaris meledak-ledak menahan beban kenyataan ini. Aku hanyalah pecundang kata, penipu masa lalu yang tak punya talenta!
_________________– ________________________________
















\m/ Keep Rock !! \m/

Minggu, 22 September 2013

September Tanpa Memori

September tak lagi indah bagiku. Ingatan memudar, hatiku membelukar. Semua hilang termasuk wujudku. Lenyap, termasuk jarakku dan engkau. Engkau. Ya, engkau yang membuatku menjadi seperti sekarang; merangkak tiada tujuan, meraba tiada pegangan.

Wajahku kian pasi dengan warna bibir tak berdarah. Jasadku terguncang di antara sobekan kecil kertas putih yang berubah abu: ternodai rintik hitam dosa-dosa. Kakiku, tanganku, sendi-sendiku pun terasa kaku tak berdaya. Aku mematung di antara dua dinding atas-bawah, dua dinding di kiri-kanan yang gulita.

Bayangku kian risau dengan rasa sesak yang akan mencapai ubun-ubun. Desahku yang parau berubah pula menjadi sendumu saat tangis tak lagi mampu dibendung riasmu yang berkilau. Cahaya itu lenyap, bayangku ikut lenyap! Setiap hari adalah malam. Setiap hari adalah waktu tidurku, sayang.

Pernah, suatu ketika aku termenung di perbatasan hening dan riuh. Aku bingung; beranjak ke masa depan tanpa modal, ataukah tetap tegar di masa lalu. Bukan tegar, melainkan berpura-pura tegar tanpa peduli malu. Bukan tiada modal, melainkan rasa malas yang terus saja membelenggu.

Aku terlalu lama berpikir sampai-sampai waktu menjorokkanku ke lubang pilu. Aku terlalu jahat karena membiarkan tangismu yang keras kian melamat saat cahaya bercampur tanah dan debu. September tanpa memori, Oktober pun sama. November, Desember, Januari dan seterusnya, aku tetap terlelap di kotak tanah yang masih basah. Basah oleh tangismu, sayang.














\m/ Keep Rock !! \m/ 

Sabtu, 21 September 2013

Mimpi Ini Tak Harus Sempurna

Jadikan  kekejamanku  adalah  mimpi  buruk  yang  indah
Sebuah  buku  pelajaran  yang  datang  menakutkan
Juga  pengalaman  pagi  yang  memuakkan
Mungkin juga perampas nyenyaknya tidurmu

Selingan  mimpi  yang  arogan

Jika  ini  adalah  kejujuran  yang  teramat  jujur
Maka  saat  ku sentuh  titik – titik  pada  wajahmu
Saat  itulah  aku  sedang  mengais  imajinasi
Hingga  darah  berdesir  laksana  angin  yang  bimbang  menari

Dan  kau  tahu??

Lahir  dua  lembar  puisi  yang  tak  perlu  kau  tahu 
( …… )

Lahir  karena  sempurnanya  wajahmu
(…… )

Hingga  marahmu  aku  jadikan  bunga  mimpi  yang  semakin  menggemaskan!



















\m/ Keep Rock !! \m/

Jeritan Rakyat Jelata Terluka karena Cinta :(

Aku menatap bulan di malam yang begitu sepi tanpa suara seakan serasa tuli…

Tetapi entah mengapa...?? Sepertinya bulan tesenyum sadis kepadaku…

Mungkin karena jalan cintaku yang berliku dan penuh jalan buntu…

Tertunduk lesu meratapi perapian rindu yang menggebu tetapi terselip sayatan-sayatan tajam penuh luka pilu…

Merintih tanpa suara ternyata lebih sakit terasa…
Sungguh pandai kau menjawab rangkain kata-kata…

Selalu kau jawab singkat, penuh harapan dan makna…

Kau janjikan sebuh cinta…

Jumat, 20 September 2013

Tirai Kehidupan

Terkadang apa yang kita pikirkan tak sama seperti yang mereka pikirkan yang akhirnya pun membuat adanya kesalahpahaman. Jadi berpikir, apakah yang kita perbuat sekarang sudah benar? Diri bersikeras memahami orang lain namun kadang mereka tak bisa memahami apa yang sudah kita coba untuk memahaminya. Tidakkah mereka berpikir bahwa tidak hanya mereka yang ingin dimengerti, tapi orang lain pun mengharapkan mereka agar mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Kembali mengulas kisah masa lalu. Diri ini berharap hanya senyum kebahagiaan mereka. Bagaimanapun caranya, dengan hal kecil apapun diri ini berusaha memberikannya. Tapi ternyata dibalik awan putih masih ada awan hitam dan kibasan angin sampai berujung pada hujan badai yang meluruhkan semua harapan. Hingga menyisakan puing-puing luka.

Betapa sulit memahami bagaimana sesungguhnya dunia ini. Seperti tak nyata namun tak jua semu dipandang mata. Jelas, namun jua samar untuk dipahami makna sesungguhnya. Apa ini sandiwaranya?? Skenario yang tak berujung yang penuh rahasia dari Sang Pencipta. Hanya bisa tersenyum, dan berkata diri ini adalah seorang hamba yang hanya bisa berencana. Dan hanya Tuhan yang menentukan segalanya.

"Hidup ibarat menaiki sepeda, agar tidak terjatuh dari sepeda dan menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak, dan mengayuhkan kaki"


Crying but still ROCK \m/ \m/

Jumat, 13 September 2013

Tenggelam

Aku sedih dengan ukiran yang indah memuja akan dunia
Luka yang memahat
Luka yang begitu menusuk
Luka yang menghujam jantungku
Tapi tidak ada yang tahu bahwa aku kecewa dalam cerita

Sampai untuk berpikir tentang cinta
Dengan hati bukan mata rasakan cinta
Untuk kehilangan akal sehat
Dan untuk membuat aku tenggelam

Tenggelam dalam kesedihan
Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran
Dengan semua janji-janji palsumu
Membuat sayap ini patah dan mati

Aku menangis meratapi takdir
Merasakan seakan dunia ini tak berarti lagi
Dan kini hanya kesedihan, kekecewaan yang menemaniku
Cinta ini sungguh aku tidak mengerti

Kamis, 05 September 2013

Perbedaan Pup, Eek, Beol, dan Berak



Membaca judul post ini mungkin langsung membuat kamu berpikir, “Ih MBDC apaan sich! Kayak ginian aja dibahas! Lagian apa bedanya coba?!”. Nah, itulah salahnya kamu. Pup, eek, beol, dan berak memiliki perbedaan yang sangat signifikan dan bisa-bisa merusak citra kamu jikalau kamu tidak menggunakan kata yang tepat! Tapi tenang saja! Hari ini MBDC akan menjelaskan perbedaan antara keempat hal ini!

Dialog dengan Si Jomblo

Apa yang kamu harapkan dari sebuah hubungan? Tentu saja akhir yang bahagia! Hubungan yang menuju pada pernikahan yang bahagia, berakhir dengan keluarga yang sakinah dan mawaddah.

Sudah bertemukah pasangan untuk menuju kesana? Belum *tertunduklemah*

Kenapa? Belum ketemu yang cocok.

Memangnya seperti apa yang cocok??

Entahlah. Mungkin seseorang yang nyaman, selalu nyambung diajak ngobrol apa aja, mampu membawa kita kepada hal-hal yang membaikkan.

Kenyamanan yang seperti apa? Hhhmm, pokoknya yang tidak ribet. Simpel tapi manis. Sederhana namun mengesankan. Hubungan yang tidak lebay atau bergejolak layaknya anak-anak abg. Cukup ucapan selamat pagi yang manis dengan sebuah kecupan di dahi disetiap perpisahan. Hubungan yang sederhana, namun sarat akan kasih sayang. Begitu saja.

Dimana menemukan sosok yang seperti itu? Entahlah!! Entah benar ada atau tidak, tapi selalu berharap dapat menemukannya segera.

Berharap segera?? Iya! Untuk apa menunggu kelak kalo dapat menemukannya sekarang? Untuk apa menunda-nunda bertemu jodoh, toh yang nama jodoh akan bertemu juga akhirnya sooner or later. Ya kan??

Oh, begitu ya?? Yaa, begitulah.

Berarti sebenarnya sudah ada yang diincar dong? Yang mendekati seperti yang diinginkan? Ooo, ada! Ada beberapa, namun sayang, kalo ga teman sendiri ya pacarnya teman.

Terus? Yaa, tak bisa saja. Masa memacari teman sendiri? Apa lagi merebut pacarnya teman?
Lho? Memangnya kenapa? Jodoh bukannya memang suka datang dengan cara yang tak di duga kan?? Memang, tapi untuk merebut pacar teman rasanya keterlaluan.

Rabu, 04 September 2013

Saat Hati Melawan Agama

Setiap waktu agama selalu hal yang sulit diungkap, sulit dicerna dengan akal yang sehat. Terlihat ajaran yang terlalu memaksa. Ajaran dengan tujuan mencapai kebaikan, tapi dilakukan dengan pedang dan darah. Dan sesuatu yang selalu terdengar sinisme dan ajaran itu jalannya selalu statis. Tidak bisa mengikuti jaman dan tempat!! Agama selalu mengatakan bahwa dirinya harus diimani, bukan dipikirkan dengan nalar sang manusia yang beragama itu. Karena katanya, kau akan menemukan kegalauan dan bahkan kesesatan jika memikirkannya.

Aneh bukan? Bukannya kita beragama karena kita berfikir dan akhirnya diimani dengan hati, tapi apa jadinya saat kita tidak boleh memikirkan agama? Tapi itulah ajaran agama, selalu menentang akal pikiran dan kau pun harus percaya bahkan dipaksa untuk percaya.
Ajaran agama turun bertujuan mengatur seluruh umat manusia, dan tidak terkecuali (tapi anehnya hanya turun diberbagai tempat). Ajaran agama mengajarkan penyembahan terhadap sesuatu (biasanya batu, patung atau bahkan sesuatu yang gaib pun harus kau sembah). Ajaran agama selalu mengajarkan manusia untuk tidak berbuat keji terhadap sesama (tetapi ajaran agama sering kali berbicara pedang kalau ada mereka yang tak sepaham).

Hati ini jadi merasa bertanya. Apakah benar? ajaran agama itu bisa mengatur kita menjadi lebih baik. Wah Hati? Kata-kata hati? Karena kata-kata hati kita bisa merasakan. Ajaran agama itu ada yang baik, dan juga ada yang buruk. Atau bahkan hati kita akan merasakan itu menjadi keji. Setiap kata-kata dalam hati itu adalah sebuah kebenaran yang hakiki. Walau kau sang pembunuh, walau kau sang psikopat, walau kau sang pendosa besar, walau kau durhaka pada orang tua mu, walau kau sang ahli neraka, walau kau manusia yang menyerupai iblis sekalipun, maka jawaban dari perbuatan kalian adalah hati. Karena sekejam-kejamnya perbuatanmu, hati akan selalu berbicara seni kemanusiaan. Dan akan merasakan penyesalan, walau itu secuil.

Selasa, 03 September 2013

Faktor-faktor Pembatas Kebebasan Manusia

Kebebasan.

Begitu pentingnya kata ini bagi seorang manusia yang berpikir. Kata yang telah menginspirasi sekian banyak generasi dalam lembaran-lembaran sejarah kehidupan manusia di dunia ini, kata yang sangat signifikan dalam membentuk wajah dunia ini.

Kata yang telah membawa manusia pada tingkat kemanusiaan yang tertinggi hingga ke yang terendah.

Manusia terlahir dipenuhi dengan berbagai keterbatasan.

Dibatasi oleh jenis kelamin, tubuh beserta kebutuhan-kebutuhannya, lingkungan sosial dengan tatanannya, pembisik-pembisik hati, ruang, waktu dan hidup itu sendiri.

Dunia ini adalah penjara bagi seorang manusia.

Nilai kebebasan yang diperoleh dalam bentuk kesenangan, kenyamanan dan kebahagiaan, berbanding lurus dengan sejauh mana diri bisa berdamai dengan faktor-faktor pembatas itu !

\m/ Keep Rock !! \m/



Asal Senang, Maka Bahagia

Menurut saya definisi bahagia itu adalah kita bisa tetap senang saja entah sebesar apapun masalah yang kita hadapi. Untuk versi simplenya, lihatlah orang gila. Nah, begitulah kawan.

“kalau orang gila yang nangis terus? Kan ada tuh!”, bantah teman saya. Entahlah, siapa tahu benar-benar ada, karena saya kurang wawasan tentang jenis-jenis orang gila. Ah, itu juga sama. Orang gila itu tentu menikmati tangisannya, karena dengan menangis dia bisa melarikan diri dari kenyataan. Bagaimana bisa? Dengan menjadi sibuk, dia jadi bisa menjadi “tidak sempat” menghadapi kenyataan pada hidupnya kan.. Sibuk apa? Sibuk menangis tentu saja. Dia senang dengan acara menguras air mata tersebut! Itulah kenyataannya kawan.

Maka tahulah kita kenapa para gadis yang patah hati itu banyak yang menangis melulu kerjanya, mereka tentu saja melarikan diri dari kenyataan bahwa mereka sudah kehilangan orang yang dicintainya. Dan mereka lebih menikmati pelarian itu daripada kenyataan yang ada. Ada juga yang sibuk makan saat patah hati, nah yang ini lebih celaka lagi. Mereka makan untuk melarikan diri dari kenyataan mereka kehilangan, lalu saat mereka sudah sadar dan siap untuk menghadapi kenyataan, mereka sudah gendut..lalu mereka mencoba melarikan diri dari kenyataan bahwa mereka gendut, dengan sibuk makan, dan kita bisa lihat mereka menjadi lebih gendut lagi. Begitu berulang ulang, sampai menyedihkan.

Tapi tidak semua orang gendut karena patah hati, tentu saja. Itu hanya contoh. Banyak juga orang gendut karena rakus saja. Memang sama-sama tidak terhormat, tapi setidaknya..lihatlah, itu lebih sedikit kadar menyedihkannya daripada orang yang gendut karena patah hati. Begitulah kawan, cukuplah sudah mengenai orang gendut.
Lalu akhir-akhir ini saya mendengarkan kabar dari kawan saya, seorang supervisor apotik di jakarta yang baru saja berulang tahun tanggal 30 Agustus kemarin. Bahkan di hari ulang tahunnya, dia tetap merana. Saat saya bertanya, “ulang tahun kok sedih sih bray..kenapa? meratapi mukamu lagi?”. Dia marah. Katanya, “ngga, aku lagi banyak masalah. Rasanya jadi pengen marah-marah! Jadi ngga bahagia! ”.