Setiap waktu agama selalu hal yang sulit diungkap, sulit dicerna dengan akal yang sehat. Terlihat ajaran yang terlalu memaksa. Ajaran dengan tujuan mencapai kebaikan, tapi dilakukan dengan pedang dan darah. Dan sesuatu yang selalu terdengar sinisme dan ajaran itu jalannya selalu statis. Tidak bisa mengikuti jaman dan tempat!! Agama selalu mengatakan bahwa dirinya harus diimani, bukan dipikirkan dengan nalar sang manusia yang beragama itu. Karena katanya, kau akan menemukan kegalauan dan bahkan kesesatan jika memikirkannya.
Aneh bukan? Bukannya kita beragama karena kita berfikir dan akhirnya diimani dengan hati, tapi apa jadinya saat kita tidak boleh memikirkan agama? Tapi itulah ajaran agama, selalu menentang akal pikiran dan kau pun harus percaya bahkan dipaksa untuk percaya.
Ajaran agama turun bertujuan mengatur seluruh umat manusia, dan tidak terkecuali (tapi anehnya hanya turun diberbagai tempat). Ajaran agama mengajarkan penyembahan terhadap sesuatu (biasanya batu, patung atau bahkan sesuatu yang gaib pun harus kau sembah). Ajaran agama selalu mengajarkan manusia untuk tidak berbuat keji terhadap sesama (tetapi ajaran agama sering kali berbicara pedang kalau ada mereka yang tak sepaham).
Hati ini jadi merasa bertanya. Apakah benar? ajaran agama itu bisa mengatur kita menjadi lebih baik. Wah Hati? Kata-kata hati? Karena kata-kata hati kita bisa merasakan. Ajaran agama itu ada yang baik, dan juga ada yang buruk. Atau bahkan hati kita akan merasakan itu menjadi keji. Setiap kata-kata dalam hati itu adalah sebuah kebenaran yang hakiki. Walau kau sang pembunuh, walau kau sang psikopat, walau kau sang pendosa besar, walau kau durhaka pada orang tua mu, walau kau sang ahli neraka, walau kau manusia yang menyerupai iblis sekalipun, maka jawaban dari perbuatan kalian adalah hati. Karena sekejam-kejamnya perbuatanmu, hati akan selalu berbicara seni kemanusiaan. Dan akan merasakan penyesalan, walau itu secuil.
Maka bolehkah kita ambil hanya sebagian-sebagian saja, ajaran agama dan membuang sebagian lainnya. Dan dengarkan bisikan hati walau sedikit. Karena bisikan itu yang sangat dipastikan penuh seni kemanusiaan, bukan seni kehewanan itu. Dan perbuatan yang kejam itu bukan perbudakan dari sang hati, tapi akal yang sedang memecutmu agar terus melawan sang hati. Dan membunuh sesama itu juga bisa datang, mungkin dari dogmatis agama yang tertanam dalam pikiran bukan hati. Karena hati selalu merasakan rasa kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar